4 Talhah bin Ubaidillah. 5. Taath Ibn Abi waqqash. Hidup Yang Sesungguhnya Tidak Melulu Tentang Harta. Hidup Tidak Hanya Untuk Berlomba-Lomba Mengumpulkan Harta. Contoh Pidato Dan Ceramah Tentang Kehidupan. Kalimat Pembuka Ceramah Yang Berisi Tentang Salam Dan Rasa Syukur. Kalimat Isi Ceramah Yang Mencakup Pesan Yang ingin Disampaikan.
WanitaPenghuni Surga. An icon used to represent a menu that can be toggled by interacting with this icon.
Bahkanbisa jadi, mereka lebih capek dibandingkan kita. Allah berfirman menceritakan keadaan salah satu ahli neraka, عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ . تَصْلَى نَارًا حَامِيَةً. "Rajin beramal lagi kepayahan, namun, memasuki api yang sangat panas (neraka)." (QS. Al-Ghasyiyah: 3 - 4). Ibnu Katsir dalam tafsirnya
Inilahyang disinggung oleh firman Allah yang maknanya: "Diserukan kepada mereka, "Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu, karena apa yang telah kamu kerjakan" (HR Muslim). Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah, Marilah kita simak bersama tentang sifat-sifat dan gambaran surga dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam hadits lain.
. loading...Sosok Su’airah adalah perumpamaan cahaya dan bukti nyata dalam kesabaran, keyakinan dan keridhaan terhadap apa yang telah ditakdirkan Allah. Foto ilustrasi/ist Sesungguhnya kisah perempuan ini adalah kisah yang agung. Dimasukkan di dalam akhlak yang mulia, sifat-sifat yang bagus, kepribadian-kepribadian yang indah, sifat malu yang indah, kesucian dan kebersihan hati. Ia pun dinyatakan sebagai penghuni surga oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berdasarkan wahyu dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Dia bernama Su’airah al-Asadiyyah atau yang dikenal dengan Ummu Zufar radhiyallahu’anha. Walau para ahli sejarah tak menulis perjalanan kehidupannya secara rinci, karena hampir semua kitab-kitab sejarah hanya mencantumkan sebuah hadis dalam al-Asadiyyah berasal dari Habsyah atau yang dikenal sekarang ini dengan Ethiopia . Seorang perempuan yang berkulit hitam, yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dengan penuh ketulusan . Ia adalah perumpamaan cahaya dan bukti nyata dalam kesabaran, keyakinan dan keridhaan terhadap apa yang telah ditakdirkan Allah, Rabb Pencipta Alam semesta ini. Dia adalah wanita yang datang dan berbicara langsung dengan pemimpin orang-orang yang ditimpa musibah dan imam bagi orang-orang yang sabar, Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Baca juga Jadilah Perempuan Perindu Surga Dialog mereka berdua diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim di dalam kitab shahih mereka berdua, yaitu Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, dua kitab yang paling shahih setelah Al-Qur’an dengan kesepakatan para ulama Rahimahumullah dari mulai abad ke-3 Hijriyah sampai sekarang. Beliau berdua meriwayatkan dari Atha’ bin Abi Rabbah rahimahullah, beliau berkata “Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhu berkata kepadaku Maukah aku beritahukan kepada engkau tentang seorang wanita dari penghuni surga?'” Kata Atha’ bin Abi Rabbah rahimahullah “Iya, tentu.” “Ini, perempuan yang berkulit hitam.”Ia telah datang menemui Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam lalu berkata “Sesungguhnya aku berpenyakit ayan epilepsi, yang bila kambuh maka tanpa disadari auratku terbuka. Do’akanlah supaya aku sembuh.” Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda“Jika engkau kuat bersabar, engkau akan memperoleh surga. Namun jika engkau ingin, aku akan berdoa kepada Allah agar Dia menyembuhkanmu.”Mendengar tawaran nan berharga itu, sang perempuan mengurungkan niatnya untuk didoakan. “Aku bisa bersabar.” ia merasa berdosa ketika auratnya terbuka tanpa disadari saat penyakit ayannya kambuh. Sehingga ia tetap minta didoakan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam agar auratnya tetap tertutup saat penyakit itu kambuh.“Doakanlah kepada Allah Ta’ala agar auratku tidak terbuka,” pintanya penuh harap.**Dalam kisah ini terdapat pelajaran bahwa surga tidak mengenal warna kulit, surga tidak mengenal strata pendidikan, surga tidak mengenal strata keturunan, tingkatan sosial, tetapi surga mengenal iman dan takwa. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaإِنَّ الله لا يَنْظُرُ إِلى أَجْسامِكْم، وَلا إِلى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ“Allah tidak melihat kepada tubuh atau jasad kalian, juga tidak melihat pada wajah kalian, tetapi Dia melihat pada hati kalian dan amal kalian.” HR. MuslimKemudian hikmah penting lainnya dari kisah Su'airah ini, menurut Ustadz Ahmad terbukanya aurat pada perempuan berkulit hitam ini adalah tanpa ada keinginan, tanpa ada pilihan dan dalam keadaan yang dia tidak tercela di atasnya. Tapi tetap saja keterbukaan aurat ini menyempitkan perasaannya dan tidak mengenakkan perasaannya. Padahal ia sedang sakit, kita tahu bahwa orang sakit tidak tercela. Apalagi pada waktu itu ia tidak sadar. Akan tetapi meskipun dalam keadaan tidak tercela, itu menyulitkan dan tidak mengenakkan perasaan shahabiyat Rasulullah ini. Kalau seandainya begini keadaannya, alangkah indah dan mulianya keadaan ini. Dalam keadaan yang dia punya alasan di hadapan Allah untuk terbuka aurat , tetap saja dia ingin terjaga agung sifat perempuan mulia ini. Dalam keadaan perempuan yang mempunyai alasan syar’i bahwa tidak mengapa auratnya terbuka karena sedang dalam keadaan tidak sadar, itu saja perasaannya tidak nyaman. Bandingkan dengan perempuan yang terbuka auratnya dan memperlihatkan keindahan tubuhnya, memperlihatkan hal-hal yang menggoda laki-laki, memperlihatkan kecantikannya, tentunya dengan keinginan dan pilihannya tanpa memperhatikan hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tanpa merasa berat, tanpa merasa bersalah, tidak ada sifat malu dan tidak ada iman di dalam hal tersebut. Baca juga Sebuah Pelajaran Berharga dari Pengalaman Pertama Perempuan tersebut mendengar ayat-ayat tentang hijab, mendengar hadis-hadis Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, mendengar apa saja yang berkaitan dengan memperlihatkan kecantikan, keindahan dan kemolekan tubuh, berupa ancaman-ancaman dan siksa-siksa yang diancamkan dalam Al-Qur’an ataupun hadis-hadis Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bagi yang memperlihatkan auratnya. Dia tidak peduli dengan hal tersebut sedikitpun dan tidak merasa berat sedikitpun dengan hal sangat jauh keadaanya. Perempuan yang di hadapan Rasulullah mempunyai alasan yang dibenarkan oleh syariat untuk terbukanya aurat, karena ketika kesurupan dia tidak sadar, tetapi dia tetap saja minta kepada Rasulullah berdoa kepada Allah agar aurat beliau tidak terbuka. Sedangkan kebalikannya, perempuan yang sehat, perempuan yang tidak ada alasan, perempuan yang cantik, perempuan yang molek, perempuan yang indah, dia justru memperlihatkan semua hal-hal yang menggoda para lelaki tanpa ada rasa malu, tanpa ada rasa berat, tanpa memperdulikan hal-hal tersebut. Sungguh sangat zaman media sosial seperti saat ini, dan juga situs-situs yang menjerumuskan, tidak ada puncak dari tujuan setan kecuali menjerumuskan manusia ke dalam pertempuran syahwat. Mereka menjadi korban kelezatan-kelezatan yang diharamkan, maka akhirnya musibah membesar, kemudian bala bertambah Qayyim rahimahullah telah membicarakan di dalam kitabnya yang agung Zadul Ma’ad tentang penyakit jenis ini dan tentang keadaan manusia denganpenyakit tersebut. Dan apa yang didapati kebanyakan manusia disebabkan kesurupan-kesurupan syahwat tersebut. Fitnah-fitnah tersebut menyebabkan kehancuran pada seseorang, badai-badai yang menerpa iman dan keyakinan, menggoncang budi pekerti dan sifat malu. Beliau mengingatkan keadaan manusia dizaman beliau, abad ke-9 Hijriyah.
Institut Daarul Quran Eduaksi Monday, 04 Apr 2022, 1407 WIB Setiap orang pasti ingin masuk ke surga, betul? Surga tempat yang kita damba-dambakan, tempat yang kita impi-impikan, akan menjadi tempat yang terakhir setelah dunia berakhir. Tak sedikit dari kita yang berjuang ingin masuk ke surga, mengorbankan jiwa dan raga, tahta dan segalanya hanya untuk bisa masuk ke surga. Bahkan seorang pendosa sekalipun tujuan akhir yang diharapkannya adalah surga. Namun disamping kita yang selalu merindukan surga, ternyata surga juga merindukan sebagian golongan dari kita selaku manusia. Siapakah golongan-golongan tersebut? Rassulullah Sallallahu Alaihi Wassalam bersabda الْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ اِلَى أَرْبَعَةِ نَفَرٍ تَا لِى الْقُرْانِ, وَحَافِظِ اللِّسَانِ, وَمُطْعِمِ الْجِيْعَانِ, وَصَا ئِمٍ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ Artinya, surga itu merindukan empat golongan manusia, yaitu orang yang gemar membaca Al-Qur’an, orang yang senantiasa menjaga lisan dari ucapan-ucapan yang mencaci atau menyebar kebencian, orang yang memberi makan orang lain yang sedang lapar dan orang yang menjalankan puasa ramadhan. 1. Taalil Qur’an Siapakan orang yang merupakan golongan Taalil Qur’an? Yaitu golongan orang-orang yang gemar membaca Al-Qur’an. Bahkan tak hanya selalu membaca Al-Qur’an, mereka juga selalu memahami dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Waktunya adalah Al-Qur’an mereka tak pernah luput dari Al-Qur’an sehingga selain mendapat kerinduan dari surga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan jaminan kepada mereka berupa ketenangan dalam hati mereka, sesuai dengan firman Allah dalam QS. Ar-Rad ayat 28 الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ Artinya “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” 2. Orang yang menjaga lisan Golongan orang-orang yang dirindukan oleh surga adalah orang yang menjaga lisan menjaga lisan dari apa? Menjaga lisan dari perbuatan-perbuatan, perkataan-perkataan yang kotor yang tidak baik seperti ghibah, menghujat, mencaci maki dan lain sebagainya. Bahkan Rasulullah ﷺ menjelaskan “Orang yang menjaga lisan termasuk kedalam ciri-ciri orang beriman.” sesuai dengan sabdanya مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِااللّهِ وَ الْيَوْمَ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا اَوْ لِيَصْمُتْ “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam.” Kenapa orang yang menjaga lisan dihadiahkan oleh Allah berupa kerinduan surga? Karena untuk menjaga lisan adalah tidak mudah, betul? Terkadang kita tidak menyadari perkataan kita, ucapan kita menyakiti hati orang lain. Oleh karena itu orang yang menjaga lisan dirindukan oleh surga. 3. Orang yang memberi makan orang yang kelaparan. Seperti yang kita ketahui, makhluk hidup termasuk manusia membutuhkan makanan. Makanan yang dikelola oleh tubuh menjadi sumber energi, menjadi kekuatan sehingga kita bisa beraktifitas dan beribadah kepada Allah. Adakalanya kita sulit mencari makanan karena faktor ekonomi namun adakalanya juga Allah memberikan beribu-ribu nikmat yang bisa kita berikan kepada orang lain. Oleh karena itu orang yang memberi makan orang yang kelaparan itu dirindukan oleh surga. 4. Orang yang berpuasa di bulan ramadhan Alhamdulillah untuk kita yang sedang melakukan puasa ramadhan. Semoga kita masuk kedalam golongan orang-orang yang dirindukan surga sehingga kita bisa masuk ke dalam surganya Allah Subhanahu Wa Ta'ala. kampus tangerang kultum ramadan mahasiswa Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Eduaksi Terpopuler Tulisan Terpilih
TANYA Bagaimana kehidupan wanita di surga kelak? Bagaimana gambaran Alquran tentang hal itu? Jawab Dikutip dari About Islam, Dr. Muzammil H. Siddiqi , mantan Presiden Masyarakat Islam Amerika Utara, menyatakan Dalam lebih dari satu ayat Alquran, Allah SWT menyerukan kepada hamba-hamba-Nya untuk melakukan yang terbaik agar bisa meraih Surga. Allah SWT berfirman “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” QS Ali Imran 133 Surga bukan hanya untuk pria. Itu dipersiapkan untuk keduanya, pria saleh dan wanita saleh. Semua kegembiraan dan berkah Jannah untuk keduanya. Allah telah menyebutkan dalam Alquran bahwa Dia menempatkan Adam dan istrinya Hawwa Hawa di Jannah setelah menciptakan mereka, dan Dia menyuruh mereka untuk makan dan menikmati segalanya kecuali buah dari satu pohon. Lihat QS Al-Baqarah 35; dan QS al-A`raf 719 Jadi, semua pohon, taman dan sungai di Jannah dibuat untuk pria dan wanita dan mereka berdua dapat menikmatinya. Semua orang yang beriman baik pria maupun wanita, akan bisa memasuki Jannah. BACA JUGA 4 Kriteria Wanita yang InsyaAllah Masuk Surga Allah berfirman “yaitu surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;” QS Ar Ra’du 23 Lebih lanjut, Allah berfirman “Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan mereka. Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta. Kepada mereka dikatakan “Salam”, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.” QS Yasin 55-57 Di akhirat, Allah berfirman kepada orang-orang beriman “Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan. Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap dipandang mata dan kamu kekal di dalamnya. Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak untukmu yang sebahagiannya kamu makan.” QS Az Zukhruf 70-73 Ada banyak tempat lain di dalam Alquran dimana disebutkan bahwa pria dan wanita sama-sama akan menemukan pahala mereka dan tidak ada yang akan dirampas. Lihat QS Ali Imran 3 195; An-Nisa , 4 124; An-Nahl 1697; Al-Ahzab 3335; Ghafir 4040 Kehidupan wanita di surga sama menyenangkan dan bahagia dengan kehidupan pria. Allah tidak memihak pada jenis kelamin apapun. Dia menciptakan keduanya dan Dia akan mengurus keduanya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Ayat Alquran menunjukkan dengan jelas bahwa para wanita yang melakukan perbuatan benar diberi pahala dengan surga dan diberi peringkat tinggi yang setara dengan perbuatan baik yang mereka lakukan. Untuk menjelaskan lebih lanjut masalah ini, berikut kutipan fatwa dai cendekiawan Muslim terkemuka, Ibn Jibreen terkait hal tersebut Tidak ada keraguan bahwa pahala di akhirat mencakup pria dan wanita. Ini berdasarkan ayat-ayat Alquran berikut, “Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya dengan berfirman “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, karena sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.” QS Ali Imran 195 “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” QS An Nahl 97 “Dan barangsiapa melakukan perbuatan baik, baik laki-laki atau perempuan, dan seorang mukmin sejati, mereka akan masuk surga.” QS An-Nisa 124 “Sesungguhnya, Muslim, pria dan wanita, orang-orang beriman, pria dan wanita … Allah telah mempersiapkan pengampunan dan pahala yang besar bagi mereka.” QS Al-Ahzab 35 Allah menyebut mereka masuk ke surga bersama-sama, sambil berkata, “Mereka dan istri mereka akan berada di tempat teduh yang menyenangkan.” QS Yasin 56 “Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan” QS Az Zukhruf 70 Allah juga menyebutkan bahwa Dia akan menciptakan kembali wanita di surga dalam ayat berikut “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka bidadari-bidadari dengan langsung. dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.” QS Al-Waqi`ah 35-36 BACA JUGA Inilah Suami Para Wanita di Surga Artinya, Allah akan menciptakan kembali para wanita tua dan menjadikan mereka perawan; hal yang sama akan dilakukan untuk orang tua, Allah akan membuat mereka awet muda. Juga disebutkan dalam Hadits bahwa wanita-wanita dalam kehidupan duniawi ini memiliki keunggulan atas bidadari Al-hurun`In karena tindakan ibadah dan ketaatan yang mereka lakukan di dunia ini. Oleh karena itu, wanita beriman akan masuk surga seperti halnya pria beriman. Jika seorang wanita memiliki sejumlah suami, dia, saat memasuki surga bersama mereka, akan memilih di antara mereka yang memiliki karakter dan perilaku terbaik. Jadi, yakinlah saudari terkasih bahwa Allah tidak pernah berbuat salah kepada siapa pun, laki-laki atau perempuan, dan Dia, Yang Maha Kuasa, tidak mencabut setiap orang dari amal perbuatannya. [] SUMBER ABOUT ISLAM
Berikut pembahasan Kultum Singkat Tentang Wanita – Mengapa Mereka Terjerumus Ke Neraka yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsari Hafidzahullahu Ta’ala. Transkrip Kultum Singkat Tentang Wanita – Mengapa Mereka Terjerumus Ke NerakaVideo Kultum Singkat Tentang Wanita – Mengapa Mereka Terjerumus Ke Neraka Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh Kaum Muslimin dan Muslimah yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam suatu perjalanan Isra dan Mi’raj ia telah diperlihatkan kepada beliau api neraka. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengatakan أُرِيْتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ “Telah diperlihatkan kepadaku neraka dan aku lihat kebanyakan penghuninya adalah wanita.” Para Shahabiyah atau para wanita yang mendengar sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam ini bertanya kepada Nabi, “mengapa demikian, Ya Rasulullah?” أَيَكْفُرْنَ باِللهِ؟ “Apakah mereka wanita-wanita itu masuk neraka karena kafir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala?” Nabi mengatakan,”Tidak! يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ “Akan tetapi mereka kufur durhaka/melawan kepada suami mereka.” وَيَكْفُرْنَالْإِحْسَانَ “dan mereka mengkufuri mengingkari kebaikan-kebaikan jasa-jasa suami mereka.” HR. al-Bukhari no. 29 Sehingga apabila para suami berbuat baik kepada mereka, lalu mereka melihat sesuatu yang tidak berkenan pada diri kamu para suami, maka mereka akan mengatakan, “Aku tidak melihat kebaikan pada dirimu sama sekali.” Di dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjelaskan salah satu penyebab kaum wanita banyak menghuni neraka yaitu mereka suka kufur, mereka suka berbuat durhaka kepada suami-suami mereka. Maka dari itu, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam telah menjelaskan betapa besar hak suami yang mesti ditunaikan oleh seorang istri. Dalam sebuah hadits Nabi mengatakan لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ ِلأَحَدٍ َلأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا “Kalaulah aku boleh menyuruh seseorang untuk sujud kepada orang lain maka niscaya aku akan perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suami.” [Hadits hasan shahih Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 1159, Ibnu Hibban no. 1291 – al-Mawaarid dan al-Baihaqi VII/291, dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu. Hadits ini diriwayatkan juga dari beberapa Shahabat. Lihat Irwaa-ul Ghaliil no. 1998] Tentunya tidak boleh seorang manusia sujud kepada manusia yang lain. Ini menunjukkan betapa besar hak seorang suami atas istri, hak suami yang mesti ditunaikan oleh seorang istri. Maka Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa berpesan kepada kaum wanita agar tidak mengabaikan dan tidak meninggalkan kewajiban-kewajiban mereka terhadap suami-suami mereka. Dalam satu hadits ada seorang wanita yang datang menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk suatu keperluan. Kemudian Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memenuhi keperluannya tersebut. Setelah itu Nabi bertanya kepadanya, “Bagaimana kedudukanmu di sisi suamimu?” yaitu bagaimana muamalah-mu terhadap suamimu? Maka ia menjawab, “Aku senantiasa melayani suamiku semampu yang aku dapat lakukan.” Maka Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berpesan kepadanya انْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ ، فَإِنَّهُ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ “Perhatikan kedudukanmu di sisi suamimu, karena suamimu itu merupakan surga bagimu ataupun neraka bagimu.” [HR. An-Nasaai dalam As-Sunan Al-Kubro dari Hushain bin Mihshon Radhiyallaahu ’anhu, Shahihut Targhib 1933] Maksudnya yaitu bahwa suamimu bisa menjadi penyebab engkau masuk ke dalam surga dan bisa menjadi penyebab engkau masuk ke dalam neraka. Maka dari itu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa berpesan kepada kita semua khususnya kepada kaum wanita agar melaksanakan hak-hak terutama hak suami. Karena ketika mereka telah berumah-tangga maka tanggung jawab itu telah berpindah dari ibu bapak mereka kepada suami mereka. Suami adalah orang yang paling bertanggung jawab atas diri seorang istri. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengingatkan kepada kaum wanita bahwa itulah penyebab mereka banyak masuk ke dalam neraka. Yaitu karena mereka kufur kepada suami-suami mereka. Di dalam hadits yang lain hadits yang shahih juga dari Abu Sa’id Al Khudry Radhiyallahu Anhu, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengatakan ُأَقَلَ سَاكِنَ الْجَنَةُ النِّسَاء “Penghuni surga yang paling sedikit adalah wanita.” Maka dari itu, hendaknya para wanita kaum wanita benar-benar memperhatikan hal ini. Di dalam sebuah hadits yang lain, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menjelaskan tentang pentingnya menaati suami ini. “إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ “Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. [HR. Ahmad dari Abdurrahman bin Auf Radhiyallahu ’Anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany] Kita lihat wanita-wanita, diantara mereka tentunya sudah rajin mengerjakan shalat lima waktu, mereka mengerjakan puasa pada bulan Ramadhan dan mereka juga menjaga kesucian dirinya. Mereka bukanlah wanita-wanita jalang yang mengumbar aurat. Mereka adalah wanita-wanita yang taat, shalat lima waktu, puasa bulan Ramadhan. Akan tetapi sayang, satu saja, kebanyakan wanita tidak dapat menahan dirinya yaitu bersikap baik kepada suami-suami mereka, menaati suami. Ini adalah perkara yang paling berat bagi seorang istri. Perkara yang paling berat bagi seorang istri yaitu menaati suami, tentunya di dalam perkara-perkara yang ma’ruf. Karena ketaatan kepada suami ini hanya dalam perkara-perkara yang ma’ruf. Kalaulah suami kita memerintahkan kita kepada perkara yang ma’ruf, maka janganlah kita merasa enggan atau ingkar ataupun tidak menaati apa yang telah disuruhnya atau diperintahkannya. Menaati suami itu adalah satu peluang bagi kita untuk masuk ke dalam surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka tidaklah begitu berat sebenarnya menaati suami ini, apalagi suami itu adalah orang yang kita cintai, orang yang dekat dengan kita, orang yang menyayangi kita. Maka sudah selayaknya bagi kaum wanita ataupun para istri untuk benar-benar meluapkan segala rasa kasih sayang kepada suami dengan cara menaatinya, dengan cara mengurus dan ber-khidmat untuknya di dalam hal kebaikan dan ma’ruf. Sungguh ini adalah satu peluang bagi kita untuk masuk surga. Yaitu kita mengerjakan shalat lima waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian kita menjaga kesucian diri kita, lalu kita menaati suami kita. Maka itu adalah satu peluang bagi kita untuk masuk ke dalam surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tapi ingat, apabila kita gagal di dalam bab ini maka nerakalah yang telah menanti kita. Ingatlah bahwasanya suami kita itu ibarat surga kita ataupun neraka bagi kita. Bisa menjadi penyebab kita masuk ke dalam surga Allah dan bisa juga menjadi penyebab kita tersungkur masuk ke dalam neraka. Wal iyadzubillah! Maka dari itu saya berpesan kepada kaum Muslimat, kepada para wanita khususnya kepada para istri agar dapat menjaga muamalahnya, perilakunya kepada suami-suami mereka. Ingatlah bahwasanya suami kita itu adalah orang yang paling bertanggung jawab atas diri kita. Orang yang telah banyak berjasa mendirikan segala kebaikan, yang memenuhi segala kebutuhan kita menjaga dan melindungi kita. Maka hendaklah kita benar-benar bersungguh-sungguh untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban kita di dalam menaati para suami kita yang menaati suami kita. Demikianlah para pemirsa yang berbahagia, khususnya pada kaum wanita. Hendaknya pesan yang singkat ini dapat bermanfaat bagi saudara-saudara sekalian dan mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita untuk melaksanakan kewajiban ini yaitu menaati suami dalam perkara-perkara yang ma’ruf. Mudah-mudahan suami kita itu menjadi sebab bagi kita untuk masuk ke dalam surga Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan malah menjadi penyebab kita tersungkur ke dalam api neraka Wa billahi taufik wal hidayah Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh Video Kultum Singkat Tentang Wanita – Mengapa Mereka Terjerumus Ke Neraka Diambil dari Yufid TV dengan judul asli Ceramah Singkat Mengapa Mereka Terjerumus ke Neraka – Ustadz Abu Ihsan Al-Maidany, MA.
kultum singkat tentang wanita penghuni surga